LOSNITO NEWS - “Sekolahku, Inspirasiku” itulah tema lomba film pendek FLS2N 2016 Tingkat Nasional yang diselenggarakan di Manado 27 Agustus hingga 3 September 2016. Dalam pedoman FLS2N 2016 disebutkan bahwa film pendek adalah sebuah karya audio-visual yang berdurasi pendek dan bercerita secara lugas/singkat. Film ini menampilkan satu situasi yang terjadi dalam kehidupan tokoh atau subyek tertentu yang mencerminkan tema .
Diterima di Lobby Sekolah |
Hari itu SMA Lokon ditunjuk oleh panitia Festival dan Lomba
Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2016 sebagai lokasi lomba pembuatan film pendek. Pagi
hari kami menerima kedatangan Mendikbud RI, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP
yang meresmikan gedung SMP kami. Pada siang hari kami menerima para peserta Lomba
Film Pendek FLS2N dari 26 Propinsi se-Indonesia. Setiap propinsi diwakili tiga
siswa dan ada pendampingnya.
Senin itu cuaca cerah. Sekitar pukul dua, tiga bus merapat
di halaman sekolah. Satu persatu para siswa turun dari bus. Mereka berpakaian
daerah masing-masing karena tadi pagi mengikuti pembukaan FLS2N di Grand
Kawanua. Siswa dan guru kami menyambut para peserta di lobby dan kemudian
diarahkan ke miniteater untuk briefing.
“Para siswa saya minta untuk membantu para peserta lomba. Jumlahnya
sekitar 78 siswa dari 26 Propinsi se-Indonesia.
Membantu dalam saat pengambilan gambar, menjadi pemeran atau figuran, mengantar
ke lokasi shooting di area Kampus Lokon, bahkan melayani konsumsi peserta.
Jadilah tuan rumah yang baik dan ramah buat mereka. Kegiatan mereka sampai
malam dan disambung Selasa esok hari hingga malam juga” tegas Stepahnus Poluan,
Kepala Sekolah dalam apel pagi di hadapan para siswa.
Hari itu para peserta lebih banyak melihati lokasi di
sekitar kampus dan dibantu oleh siswa Lokon. Tak hanya itu, ada yang berdiskusi
bagaimana tema yang telah ditentukan oleh panitia, “Sekolahku, inspirasiku”
bisa disinkronkan dalam cerita dan pengambilan visual di kampus Lokon.
“Tujuan lomba film pendek adalah menggugah masyarakat
(siswa) agar kritis terhadap pentingnya memajukan bangsa melalui media film.
Selain itu, memberikan ruang ekspresi positif untuk prestasi, dan penyaluran
bakan/minat siswa di bidang sinematografi” imbuh Samsul, juri film pendek.
Puncak kehebohan terjadi pada Selasa pagi hingga malam.
Betapa tidak. Peserta dari Jawa Barat meminta 80 siswa untuk figuran pada
adegan upacara bendera lengkap dengan pakaian OSISnya. Dengan menggunakan
“drone” peserta Jabar ini mengambil adegan itu. Peserta dari Gorontalo
“meminjam” salah satu satpam untuk berperan sebagai ayah dari siswa.
Kepulauan Riau melibatkan siswa dan guru dalam adegan di
kelas dan di luar kelas. Saya melihat peserta Kepri ini membawa alat cukup
lengkap seperti Softbox, Lensa tele, alat untuk mengambil angle dari bawah. Sedangkan
peserta Papua memanfaatkan rumah guru untuk adegan anak dan orang tua. Tak
sedikit para peserta memanfaatkan ruang perpustakaan untuk adegan belajar.
Pendek kata kesibukan mereka dan keterlibatan para siswa Lokon dan Guru dalam pembuatan film hari itu sungguh heboh. “Saya sebenarnya bertugas sebagai pendamping peserta dari Bengkulu, tetapi saya main juga dalam film yang dibuat mereka” ujar Andre, siswa kami yang berasal dari Timika Papua. Klik di sini untuk melihat film pendek mereka.
Film pendek berjudul “Kepada yang terhormat” dari peserta
Propinsi Sulawesi Selatan menyabet juara tiga. Miftahul Khaer (sutradara),
Alfandi, Tahyaku Tania (pemain) berkisah tentang sebuah puisi yang dikirim ke
Bapak Presiden.
Ini sinopsisnya. Bola-bola kecil remasan kertas yang
berserakan di selasar kelas, ia ambil lalu dibuang ke tempat sampah. Satu bola
kertas jatuh ke lantai tertiup angin. Seorang siswa laki-laki bak main
sepakbola, menggiring sampah bola kertas itu. Lalu bola kertas itu mengarah ke kaki
seorang siswa putri (Tahyaku Tania) yang
sedang duduk istirahat. Ia mengambil bola kertas itu, lalu dibuka dan dibaca.
Ternyata sebuah puisi,dengan judul “Masih Ada Asa”. Ia tempel puisi itu di
papan mading sekolah. Banyak siswa membaca puisi itu. Afandi (pemeran) ikut membaca
puisi itu. Karena isinya menarik diambilnya dari papan mading dan dimasukkan ke
dalam amplop, lalu di amplop itu ia tulis, “Kepada yang terhormat, Bapak
Presiden RI”
Jawa Barat yang menggunakan “drone” dalam pengambilan
visualnya menyabet juara pertama. Tapi sayang film pendeknya tidak ditemukan
(tidak diupload) di YouTube sehingga sulit untuk memberikan komentar atas film
pendeknya.
Sedangkan Jambi dengan judul film pendek “Kamu?” meraih
juara kedua. Dikisahkan dalam film seorang siswa yang bersifat baik dan
bersifat buruk (diperankan oleh Agusti Yudhatama sehingga dikira kembar). Pada
khir cerita, ditulis “Kebaikan dan keburukan adalah dua hal yang berbeda,
pilihlah apa yang kamu yakini, jalani apa yang telah kamu pilih”. Teknik penggabungan
dua sifat dalam satu orang, menjadikan film ini harus dipikir untuk memahami
maksudnya.
“Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan Karakter, kalau tidak dilaksanakan bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli..” Soekarno
Kesan-kesan peserta shooting di SMA Lokon |
Wakil Siswa Putra Kesan-kesan |
Terimakasih panitia FLS2N Mando yang menunjuk sekolah kami
untuk dijadikan lokasi syuting film pendek para peserta dari 26 propinsi. Kami
banyak belajar tentang pembangunan karakter dari semua yang terjadi dalam pembuatan film pendek hingga melihat
hasilnya di Youtube.
0 comments:
Posting Komentar