Mengunjungi "Boarding School" di Jawa Tengah ~ Losnito NEWS | SMP-SMA LOKON

22 September 2010

Mengunjungi "Boarding School" di Jawa Tengah

Hari Senin ini, 20 September 2010 saya kunjungan ke sekolah berasrama yang sudah terkenal di Jawa Tengah dan Indonesia.

Yang pertama, ke SMA "berasrama" Taruna Nusantara di Magelang yang lokasinya berdekatan dengan Akademi Militer (AKMIL). Yang kedua saya akan datang ke SMA "berasrama" Van Lith di Muntilan di kaki Gunung Merapi. 

Saya berangkat dari Semarang jam 7 pagi, ketika para pelajar mulai masuk sekolah setelah lebih dari seminggu menikmati liburan lebaran yang penuh berkah dan saling bersilaturahmi. Perjalanan menuju ke kota Magelang berjalan dengan lancar.

Jam 9.30. Tampak langit tidak begitu bersahabat. Hujan lebat ketika mobil memasuki kota "gethuk" Magelang. Tapi setelah memasuki jalan utama kota, hujan reda. Sinar matahari siang mulai terasa panas. Saya langsung turun dari mobil dan melapor pada secuirty yang menjaganya.

"Mau ketemu siapa pak?" Jawab saya, "Kepala Sekolah, bisa?" Petugas dengan mengenakan baju biru laut dan celana biru doger bertanya pada saya, "sudah ada janji?" Lalu saya jawab. "belum". Tanpa panjang lebar saya disuruh meninggalkan KTP di pos sekuriti dan dipersilakan masuk dan bertemu dengan Bagian Humas Sekolah.

Saya berjalan menuju ke ruang Humas. Di ruang itu saya menyerahkan surat tugas saya dan menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan saya. Dengan ramah, akhirnya Pak Us, bagian Humas mengatakan, "silakan besok Rabu datang ke sini". Saya mengangguk dan langsung pamit meninggalkan kampus SMA Taruna. KTP saya ambil di sekuriti. Lalu, melanjutkan perjalanan menuju ke sekolah berasrama Van Lith di Muntilan.

Tidak kurang dari 30 menit saya sudah sampai pintu gerbang sekolah berasrama "Van Lith" Muntilan. Kembali saya berhadapan dengan sekuriti. Sekali lagi KTP saya diminta dan ditukar dengan tanda pengenal bertulis kan "tamu" yang kemudian saya kalung-kan di leher saya. Dengan tanda ini saya diarahkan menuju ke TU Sekolah. Sesampainya di TU saya serahkan surat tugas dan saya dipersilakan duduk di kamar tamu sambil menunggu Kepsek. Tidak lama kemudian petugas TU mempersilakan saya menuju ke kantor Kepsek. 

Maksud dan tujuan kedatangan saya sampaikan kepada Bruder Warto FIC. Lalu saya ditawari untuk wawancara singkat dengan Kepala Asrama Putri.

Singkatnya besok atau hari Selasa saya disuruh datang lagi jam 10 di sekolah ini. Setelah janji pertemuan ini lalu saya pulang kembali ke kota Semarang. Tak lupa KTP saya ambil di sekuriti ditukar dengan tanda 'tamu" yang tadi saya pakai.

SMA Van Lith sudah ber ISO 9000:2008
UNIT ASRAMA PUTRI VAN LITH
Selasa, 21 September 2010, pukul 9.30 wib saya sudah berjumpa dengan sekuriti dan kemudian diarahkan menuju ke asrama putri di luar kampus sekolah jaraknya 500 meter dari sekolah. Sr. Karina CB, Kepala Asrama Putri SMA Van Lith menyambut kedatangan saya di ruang tamunya.

Di ruang tamunya saya banyak bertanya dan Suster dengan senyum menjawab pertanyaan yang saya ajukan tentang pengelolaan asrama putri.

"Boleh saya berkunjung ke asramanya?" tanya saya kepada Suster. Dari raut wajahnya Suster agak keberatan, (mungkin karena saya laki-laki) meski akhirnya Suster menemani saya mengunjungi unit-unit asrama putri. Pertama saya diajak ke unit Putri kelas X. Masuk ke salah satu unit yang dihuni 20 siswa. Meja makan dan meja belajar satu tempat. Tempat tidur susun ada sepuluh untuk 20 siswa. Locker-locker berada di gang luar. Tempat sepatu dan sandal ada di luar rumah.

Kemudian saya diajak suster ke belakang di unit Rumah Baru yang dihuni oleh siswi kelas XII. Unit ini memang bangunan baru dengan perlengkapan yang lebih tertata rapi dibandingkan dengan unit lain.

Saya juga mengunjungi ke asrama putra yang letaknya terpisah dengan asrama putri. Bangunan asrama putra menyatu dengan sekolah. Di sini saya diantar oleh Pak Goro. Bruder Warto yang merangkap juga sebagai kepala Asrama Putra sedang ada meeting di Diknas Semarang. Di asrama putra, saya diantar untuk melihat kamar tidur, locker, kamar mandi dan juga bangunan baru untuk siswa kelas XII yang sudah dilengkapi dengan ruang belajar.

Oh ya, sama dengan asrama putri, Asrama Putra juga mempunyai lapangan basket. Cuma sayang peminat basket tidak terlalu banyak, kata Suster dan disetujui oleh Pak Goro.


SMA Taruna Nusantara, Magelang Jawa Tengah
Rabu, 22 September 2010, pukul 09.00 wib saya sudah masuk di kantor Humas SMA Taruna.Saat saya menunggu pak Us, saya inisiatif sms pak Agung, yang eks-guru bahasa Indonesia di Lokon. Sambil menunggu Bapak Us saya bercerita dengan pak Agung. Tidak lama kemudian Pak Adri bergabung dengan kami. Rupanya pak Agung memberitahukan tentang kedatangan saya di SMA Taruna. Tidak hanya pak Adri, Pak Yo dan Bu Andrias juga diberi tahu, Saya kenal beliau karena pernah memberi bimbingan belajar kepada para siswa di SMA Lokon.

SMA Semesta Semarang

Setelah meninggalkan KTP di sekuriti saya dipersilakan menuju ke Ruang Kaca yang jaraknya kurang lebih 300 meter dari Sekuriti. Setibanya di ruang kaca saya langsung menuju ke front office yang letaknya masih ke dalam dari ruang tamu. Saya utarakan maksud dan tujuan kedatangan saya dan saya dipersilakan menunggu di ruang tamu.

Sementara menunggu, saya kagum dengan ruang kaca ini, Interior ruangan ini sangat bagus. Dinding-dinding ruang ini dipenuhi dengan tanda penghargaan dan medali yang diraih oleh para siswa. Lemari kaca yang berisi piala-piala kejuaraan lokal, nasional dan dunia berukuran cukup besar diletakkan di sisi kanan-kiri ruang ini. Siapa pun yang melihat piala, piagam, sertifikat yang dipasang dengan rapi di ruang tamu akan langsung merasakan aura prestasi sekolah ini.

Tak lama kemudian Bapak Moh Haris menyambut saya. Dengan  ramah dan senyum yang khas beliau bercerita tentang bagaimana perjuangan sekolah Semesta ini  diakui prestasinya oleh semua pihak. SMP/SMA Semesta adalah sekolah boarding school. Sekolah ini bekerja sama dengan NGO dari Turki yang sungguh moderat. Meski kerja sama dengan NGO Turki tapi, sekolah ini nasional dan multi agama.




0 comments: